Belakangan ini sedang booming - boomingnya soal selvedge denim, atau selvage denim. gue jadi punya ide untuk menciptakan sempak denim. #canda
Tapi trend berpakaian pria jaman sekarang emang sedang di invasi dengan jenis jeans yang satu ini. Bahkan gue pun juga terpengaruh. Ya, gue jadi ikut - ikutan beli jeans itu. Masalahnya sebenarnya bukan soal kerennya jeans terebut tapi harganya yang bisa dibilang sangat diatas rata - rata. Bahkan brand dalam negri yang mengusung dan memproduksi jeans jenis ini pun menjual jeans nya dengan harga yang mahal lebih mahal dari jeans produkan amerika yang sudah terkenal sejak jaman bokap gue.
Gue pun pada awalnya bertanya - tanya apa yang membuat jeans tersebut berharga sangat mahal. Sebagai info, rata - rata jeans jenis ini harganya mulai dari 1 hingga 4 juta. Mahal banget kan cuma untuk sekedar jeans. Tapi ternyata dibalik itu tersimpan proses pembuatan yang rumit dan sangat detail. bisa dibilang bahan jeans tersebut bukan pakaian yang hanya sekedar - sekedar. Saking rumitnya gue ampe gatau gimana cara menjelaskan cara pembuatan jeans tersebut...
Bagi pecinta jeans, kelebihan lain dari jeans jenis ini adalah bahwa jeans ini mampu membuat edge nya sendiri seiring lamanya pemakaian. ya jadi bakalan ada gradasi - gradasi warna gitu deh seiring dengan pemakaiannya. Tapi ternyata ada lebih dari itu yang buat gue engga nyesel pake jenis jeans yang mahal ini. Ternyata ada filosofi mendalam yang lebih dari jeans jenis ini.
Gue jadi inget pertama kali gue beli jeans ini, gue bener - bener awam dengan jeans jenis ini saat itu. Jeans yang gue beli itu jenis selvage denim yang unsanforized yang artinya harus direndam dulu sebelum digunakan. Pada saat itu jujur, gue sangat ragu buat beli itu jeans. soalnya penampilan dari jeans itu emang bener bener meragukan, warnanya itu bener - bener mirip kaya celana - celana penyanyi dangdut yang mengkilap itu loh. Namun keraguan itu kejawab oleh mas - mas yang jaga toko jeans tersebut. Entah kenapa gue jadi yakin banget kalo jeans itu bakalan jadi keren banget nantinya.
Pada akhirnya gue pun membeli jeans tersebut dengan merogoh kocek yang lumayan dalam. Uang terbanyak yang pernah gue keluarin buat beli pakaian. Pada awalnya gue emang sedikit menyesal sih dengan apa yang gue lakukan saat itu. Tapi gue selalu mencoba buat ngikhlasin semuanya. Mulai saat itu lah akhirnya gue menerima dia apa adanya. Selalu gue pakai setiap hari dan setiap bepergian selalu gue kenakan.
Untungnya setelah perendaman pertama celana gue udah ga seperti celana rhoma irama yang mengkilap gajelas itu lagi. sehingga gue punya kepercayaan diri yang agak lebih saat mengenakannya. Ada banyak hal yang berubah setelah gue menggunakan jeans tersebut, kepercayaan diri gue meningkat, badan gue jadi lebih tegak dan gue yang biasanya terlalu hiperaktif jadi tidak terlalu sering bergerak karena jeans gue emang keras banget. Ternyata jeans ini bawa banyak perubahan yang baik pada diri gue, walaupun jujur aja pakai jeans ini engga enak sama sekali. Namun dalam ketidaknyamanan tersebut ada banyak yang gue dapet. terutama perhatian dari banyak orang yang ada. Gue jadi seakan jadi lebih terliahat dewasa di mata beberapa orang sekarang karena jeans tersebut.
dan jeans tersebut setiap harinya menjadi lebih keren seiring pemakaian yang gue lakukan, semakin liar gue menggunakannya, semakin liar kerennya.... dia selalu berusaha jadi lebih baik setiap harinya, dan dia selalu membuat gue menjadi lebih baik sedari awal. mungkin aja sebenernya itu yang buat jeans ini mahal. Bukan sekedar proses pembuatan yang rumit aja, tapi lebih dari sekedar itu. Dibalik hal tersebut ada banyak yang dia kasi ke penggunanya. Walaupun bukan berupa materi tapi setidaknya setiap harinya dia selalu berusaha jadi lebih baik. Lebih baik daripada kemarin, dan dengan kebaikan - kebaikan yang dia bawa setiap harinya membuat penggunanya semakin baik setiap harinya.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana jika ada seorang cewe yang act just like my jeans? Mungkin cewe seperti itu yang selalu diinginkan setiap cowo....
sheyeng
DeveloperCras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.
0 komentar:
Posting Komentar